
mengajimissi@gmail.com
Bogor, Majalah Missi
Pondok Pesantren Ummul Quro Al-Islami (PMUQI) kembali menyemarakkan malam takbiran Idul Adha 1446 Hijriah dengan menggelar Takbir Keliling (Tarling) pada Kamis (5/6) malam. Kegiatan yang dimulai pukul 20.05 WIB ini diikuti oleh seluruh warga pondok, mulai dari santri, ustadz, hingga ustadzah, yang kompak mengumandangkan takbir.
Rute tarling kali ini dimulai dari area pondok, melintasi kawasan Pasar Leuwiliang, dan berakhir kembali di pondok. Sepanjang perjalanan, gema takbir berkumandang dengan khidmat dan semarak. Setiap angkatan santri tampil dengan kostum kreatif sesuai dresscode masing-masing, dipimpin oleh maskot angkatan mereka, menambah kemeriahan suasana.
Kyai Falah menjelaskan bahwa kegiatan tarling ini merupakan bagian dari pelestarian sunah pesantren yang berlandaskan nilai-nilai syar’i. “Acara tarling sudah menjadi sunah pesantren yang wajib dijaga,” ujarnya. Tradisi ini tidak hanya ritual keagamaan, tetapi juga berfungsi sebagai sarana untuk mempererat ukhuwah (persaudaraan) dan meneguhkan nilai kebersamaan di antara warga pesantren dan masyarakat.
Kegembiraan takbir keliling tidak hanya dirasakan oleh warga pesantren, tetapi juga masyarakat sekitar. Andika, salah seorang warga, menyatakan, “Tarling membuat suasana kampung menjadi hidup, ramai, dan warga merasa senang.” Antusiasme ini menunjukkan bagaimana tradisi tarling mampu menyatukan komunitas pondok dengan masyarakat di sekitarnya.
Bagi santri baru, pengalaman tarling di pondok memberikan kesan yang berbeda dibandingkan dengan suasana di kampung halaman mereka. Dislam Al-Fatih, seorang santri baru, mengungkapkan, “Suasana tarling di pondok jauh lebih ramai dan seru dibanding tarling di rumah.” Abdul Fathir, pengurus bagian keamanan PMUQI, menambahkan bahwa kreativitas para santri terlihat jelas melalui kostum yang dikenakan, mulai dari maskot kerajaan, tokoh Arab, hingga penggunaan obor dan lampu warna-warni yang memperindah dan memeriahkan acara.
Menurut Ustadz Fajar Shidiq, takbir keliling saat ini mengalami perkembangan dibandingkan masa lalu. “Peraturan dan rute tarling berbeda, sekarang sudah diperbolehkan membawa alat musik bass, sedangkan dulu tidak diizinkan,” jelasnya. Perubahan ini menjadikan tarling lebih dinamis tanpa menghilangkan nilai-nilai syar’i yang terkandung di dalamnya.
Oleh : Malvino Erlangga dan Rokan Al Fikri
Berita Terkini:
-
Persiapan Jadi Pendidik: PMUQI Gelar Modelling Amaliyah Tadris Bahasa Arab dan Bahasa Inggris untuk Santri Kelas Akhir
-
Ajang Perlombaan UQIFEST 2025 Resmi Dibuka, Beberapa Peserta Ungkap Kesiapan Timnya Dalam Mengikuti Perlombaan Ini
-
Technical Meeting Uqifest 2025: Wadah Silaturahmi dan Pengembangan Bakat Santri
-
Penutupan PTS Semester Ganjil Tahun Ajaran 2025 Dan Pembukaan UQIFEST 2025
-
Tahlilan 40 Hari KH Helmy Abdul Mubin, Dihadiri Ribuan Santri dan Tamu
-
Rezeki Tak Terduga, Tiga Santri PMUQI Melangkah ke Tanah Suci
-
Wakil Bupati Bogor Berangkatkan Santri PMUQI Umroh
Keislaman
-
Amalan Rabu Akhir Safar: Shalat dan Doa Tolak Bala19 Aug 2025
-
Panduan Fiqih Hari Raya Idul Adha: Amalan Sunah dan Tata Caranya05 Jun 2025
-
Puasa Arafah: Amalan Mulia Penghapus Dosa Dua Tahun 05 Jun 2025
-
Romadhona atau Romadhoni? Memahami I'rab dalam Niat Puasa28 Feb 2025
-
Doa Malam Nisfu Sya’ban Yang Masyhur dan Cara Membacanya13 Feb 2025
Nasional
-
Peringati Hari Pers Nasional 202511 Feb 2025
-
Pemblokiran Anggaran IKN Capai Rp 14 Triliun, Pembangunan Tetap Berlanjut08 Feb 2025
-
Izzah Qurrata’ain, Gadis Cilik dari Tidore Juara 1 MTQ Internasional di Qatar05 Feb 2025
-
Kebijakan Perluasan Sawit Presiden Prabowo Picu Pro dan Kontra12 Jan 2025
-
Integrasi Isu Lingkungan dan Pesantren Ramah Anak dalam Kebijakan Pendidikan Islam12 Jan 2025

Penerimaan Santri Baru
Informasi PPSB Tahun Ajaran 2025-2026
Ingin mendidik anak bebas mengeksplorasi segala bidang? Tapi tetap tidak keluar dari koridor keislaman. PM UQI solusinya !!!
"Better Future Strarts Here"