Bulan Sya’ban adalah bulan kedelapan dalam kalender Hijriah yang memiliki banyak keutamaan dan peristiwa penting dalam sejarah Islam. Bulan ini menjadi jembatan antara bulan Rajab yang penuh kemuliaan dan bulan Ramadan yang penuh berkah. Rasulullah SAW sendiri banyak melakukan ibadah di bulan ini dan mengajarkan kepada umatnya untuk memperbanyak amal shalih.  

Dalam sebuah hadits, Rasulullah SAW bersabda:  

“Sya’ban adalah bulan antara Rajab dan Ramadan yang banyak dilupakan oleh manusia. Pada bulan itu amal-amal diangkat kepada Tuhan semesta alam, dan aku ingin jika amalanku diangkat dalam keadaan aku sedang berpuasa.”(HR. An-Nasa’i)  

Hadits ini menunjukkan bahwa bulan Sya’ban memiliki keistimewaan khusus, di mana amal perbuatan manusia dilaporkan kepada Allah SWT. Oleh sebab itu, Rasulullah SAW memperbanyak puasa sunah dan ibadah lainnya di bulan ini.  

Salah satu kitab yang membahas bulan Sya’ban secara eksplisit adalah kitab karya Sayyid Muhammad Al-Malikiy Al-Hasaniy yang Bernama “Maa Dzaa Fii Sya’ban”. Bulan tersebut dikatakan bulannya Nabi Muhammad SAW sebab turunnya perintah Shalawat kepada-Nya SAW. Sebagaimana terdapat dalam Surah Al-Ahzab ayat 56:  

إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ ۚ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا  

“Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Wahai orang-orang yang beriman! Bersalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam dengan penuh penghormatan kepadanya.”

Beberapa ulama, seperti Ibnu Abi Ash-Shaif Al-Yamaniy dalam Tuhfah Al-Ikhwan dan Syihabuddin Al-Qasthalaniy dalam Al-Mawahib Al-Laduniyyah, menegaskan bahwa ayat ini turun pada bulan Sya’ban, sehingga bulan ini dikenal sebagai “Bulan Nabi Muhammad SAW”.  Wallahu a’lam.

Ustadz Andika Yusuf Jordan, Menyelesaikan pendidikan S1 di Universitas Al-Ahgaff, Yaman. Jurusan Syariah, dan S2 di Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati, Jurusan Ilmu Hadis. Sekarang menjadi pengsuh di Pesantren Modern Ummul Quro Al-Islami.