Pesantren Modern Ummul Quro Al-Islami

Sharing Session Literasi: Santri PMUQI Belajar Strategi Menulis dari Penulis Profesional

source : Spesial

Jakarta Selatan, Gramedia Jalma, Majalah Missi

Pesantren Modern Ummul Quro Al Islami (PMUQI) turut berpartisipasi dalam kegiatan Talkshow & Sharing Time bersama penulis profesional yang berlangsung di Gramedia Jalma pada Kamis, (11/09/2025).

Acara literasi ini menghadirkan Dodi Mawardi, penulis sekaligus praktisi kepenulisan dengan segudang pengalaman, sebagai narasumber utama. Talkshow dipandu oleh Ahmad Hilda Fauzi dari komunitas Santri Nulis sebagai moderator.

Dalam kesempatan tersebut, Dodi Mawardi membagikan pengalaman dan strategi menulis mulai dari cara menemukan ide, membangun kebiasaan produktif, hingga langkah-langkah menghadirkan karya yang bernilai di tengah Masyarakat.
Ahmad Hilda Fauzi, menyampaikan harapannya agar kegiatan ini dapat menjadi pemicu semangat menulis di kalangan santri.

“Harapan kita itu dalam menulis buku, terutama untuk santri, jadikanlah menulis itu sebagai syiar untuk para santri. Karena kalau bukan kita sebagai santri, ya siapa lagi?” ungkapnya.

Lebih lanjut, ia juga menyinggung bahwa program Santri Nulis mempunyi target besar dalam mendorong lahirnya karya-karya populer dari kalangan santri.

“Saat ini Santri Nulis berusaha menerbitkan buku populer kalian. Tapi dengan syarat, kalau karya kalian sudah terjual 1.000 eksemplar di Santri Nulis. Nah, ini tentu butuh kerja sama dari para penulisnya,” tambahnya.

Sementara itu, Dodi Mawardi menekankan pentingnya peran menulis sebagai jalan untuk memberi pengaruh yang luas terhadap mesyarakat. Ia bahkan mengutip pesan Imam Al-Ghazali:

“Jika kau bukan seorang anak raja atau anak seorang ulama besar, maka jadilah penulis.”

Menurutnya, kutipan tersebut memberikan pelajaran bahwa menulis memiliki kekuatan besar dalam meninggalkan jejak kebaikan dan memengaruhi masyarakat.

Dalam sesi wawancara singkat, Dodi juga bercerita tentang perjalanan kepenulisannya. Ia lahir di Cianjur dan mulai serius menulis sejak tahun 2006 setelah sebelumnya berkarier sebagai wartawan. Baginya, menulis adalah profesi utama yang memberi kenyamanan dan kebahagiaan.

“Strategi menulis itu kembali ke diri kita masing-masing. Kita menulis untuk apa dan tujuannya apa. Tentu kita punya strategi yang berbeda-beda. Seperti saya, saya itu nebeng dengan orang terkenal biar tulisan saya juga terkenal,” ujarnya.

Ia menambahkan bahwa santri memiliki peluang besar untuk menulis karena kehidupan pesantren sangat teratur, sehingga bisa menjadi lahan subur untuk membaca dan menulis. Menurutnya, jika seluruh santri di Indonesia terlibat aktif dalam literasi, hal itu akan memberi pengaruh besar terhadap peradaban bangsa.

“Menulis adalah cara untuk mengubah peradaban. Tanpa menulis, tidak ada peradaban,” tegasnya.

Peserta sharing time ini tidak hanya PMUQI saja tetapi dihadiri beberapa pesantren, anak SMA dan mahasiswa. Ahmad Syahbani, santri dari Pesantren Darul Ulum Lido yang juga mengikuti Program One Santri One Book Chapter 1 sampai 4, menyampaikan pengalamannya.

“Saya mau ilmu dalam kepenulisan lagi, dan sharing time ini bagus sekali soalnya saya juga suka menulis. Saat ini saya sedang dalam proses membuat buku sekaligus mengasah tulisan kita,” tuturnya.

Pihak pesantren menyambut baik kegiatan ini sebagai upaya memperkuat budaya literasi di kalangan santri. Kehadiran narasumber yang berpengalaman diharapkan dapat memotivasi santri untuk terus mengembangkan minat menulis dan berani berkarya secara lebih luas.

Oleh: Aditya Maulana Wahyudin

Pesantren Modern Ummul Quro Al-Islami

Penerimaan Santri Baru

Informasi PPSB Tahun Ajaran 2025-2026

Ingin mendidik anak bebas mengeksplorasi segala bidang? Tapi tetap tidak keluar dari koridor keislaman. PM UQI solusinya !!!

 

"Better Future Strarts Here"