pmuqi.com

Kisah Diturunkannya Perintah Shalat

Bulan Rajab adalah salah satu bulan dalam kalender agama Islam. Ia berada pada urutan ketujuh, setelah bulan Jumadil Akhir dan sebelum bulan Sya’ban. Ia termasuk dari salah satu Asyhurul Hurum (bulan-bulan yang diharamkan terjadinya peperangan) selain bulan Dzulqa’dah, Dzulhijjah, dan Muharram.

Pada bulan ini, Allah SWT memberikan mu’jizat kepada sang manusia sempurna Nabi Muhammad SAW berupa Isra’ dan Mi’raj yang bertepatan pada tanggal 27 Rajab Dr. Muhammad Sa’id Ramadhan Al-Buthiy didalam salah satu karyanya yang bernama Fiqh Sirah menjelaskan bahwa Isra’ adalah perjalanan Nabi SAW dari Masjidil Haram di Makkah ke Masjidil Aqsha di Al-Quds. Sedangkan Mi’raj ialah kenaikan Rasulullah SAW menembus lapisan langit tertinggi sampai batas yang tidak dapat dijangkau oleh ilmu semua makhluk, malaikat, manusia dan jin. Semuanya itu ditempuh hanya dalam  waktu semalam. Mayoritas ulama sepakat bahwa perjalanan ini dilakukan Rasulullah SAW dengan jasad dan ruh. Kisah perjalanan ini disebutkan oleh Imam Al-Bukhariy dan Imam Muslim dalam kitab Shahihnya.

Keesokan harinya, Rasulullah SAW menyampaikan apa yang Beliau SAW saksikan kepada penduduk Makkah, tetapi oleh kaum musyrik berita ini didustakan dan ditertawakan sehingga Sebagian dari mereka menantang Rasulullah SAW untuk menggambarkan Baitul Maqdis jika memang Beliau benar telah pergi kesana dan melakukan shalat didalamnya, padahal Ketika Beliau SAW menziarahinya tidak pernah terbersit dalam pikirannya SAW untuk menghapal bentuk dan menghitung tiang-tiangnya. Kemudian Allah SWT memperlihatkan bentuk dan gambar Baitul Maqdis di hadapan Rasulullah SAW sehingga dengan mudah Beliau SAW menjelaskannya secara rinci sebagaimana yang mereka inginkan. Hal ini diabadikan didalam kitab Shahih Al-Bukhariy dan Muslim :

“Ketika kaum Quraisy mendustakanku, aku berdiri di Hijr (Ismail), lalu Allah SWT memperlihatkan Baitul Maqdis kepadaku, kemudian aku kabarkan kepada mereka tentang tiang-tiangnya dari apa yang aku lihat.”

Pada pagi hari dari malam Isra’ itu Jibril AS datang kepada Rasulullah SAW mengajarkan cara shalat dan menjelaskan waktu-waktunya. Sebelum disyariatkannya shalat lima waktu, Rasulullah SAW melakukan shalat dua rakat di pagi hari dan dua rakat di sore hari sebagaimana dilakukan oleh Nabi Ibrahim AS. Wallahu a’lam.

Ustadz Andika Yusuf Jordan, Menyelesaikan pendidikan S1 di Universitas Al-Ahgaff, Yaman. Jurusan Syariah, dan S2 di Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati, Jurusan Ilmu Hadis. Sekarang menjadi pengsuh di Pesantren Modern Ummul Quro Al-Islami.