

Ustadz Andika Yusuf Jordan
Kontributor
Bulan Rajab adalah salah satu bulan dalam kalender agama Islam. Ia berada pada urutan ketujuh, setelah bulan Jumadil Akhir dan sebelum bulan Sya’ban. Ia termasuk dari salah satu Asyhurul Hurum (bulan-bulan yang diharamkan terjadinya peperangan) selain bulan Dzulqa’dah, Dzulhijjah, dan Muharram.
Bulan ini juga dikenal dengan peringatan Isra Mi’raj, yang biasanya diperingati pada 27 Rajab dan bahkan dijadikan hari libur nasional. Namun, muncul pertanyaan, benarkah dalam sejarah Islam peristiwa Isra Mi’raj terjadi tepat pada tanggal tersebut?
Adapun tahun terjadinya, terjadi silang pendapat antar para ulama, berikut ialah beberapa pendapat ulama mengenai kapan terjadinya peristiwa Isra’ dan Mi’raj yang disebutkan didalam kitab Ar-Rahiq Al-Makhtum karya Shafiyurrahman Al-Mubarakfuriy:
Pertama, pendapat yang mengatakan bahwa Isra dan Miraj terjadi pada tahun kedua setelah diutusnya Nabi Muhammad SAW sebagai nabi.
Kedua, Isra dan Miraj terjadi pada tahun ke-5 setelah diutusnya nabi. Pendapat ini diamini oleh An-Nawawi dan Al-Qurthuby.
Ketiga, pendapat yang dipilih oleh Al-Manshur Faury, yakni pendapat yang lumrah dan populer di kalangan masyarakat, 27 Rajab tahun ke-10 setelah diutusnya Nabi Muhammad SAW.
Keempat, pendapat Amam Al-Baihaqi yang mengutip pendapat Az-Zuhri, Isra dan Miraj terjadi pada Rabi’ul Awal tahun ke-13 setelah diutusnya Nabi Muhammad SAW, yakni satu tahun sebelum hijrahnya Beliau SAW ke Madinah.
Kelima, menurut pendapat As-Sadi, Isra dan Miraj terjadi pada sembilan belas bulan sebelum peristiwa Hijrah, yakni bertepatan dengan bulan Dzul Qa’dah.
Keenam, menurut Al-Harby, Isra dan Miraj terjadi pada tanggal 27 Rabiul Akhir satu tahun sebelum hijrahnya Nabi SAW.
Ketujuh, pada bulan Ramadhan tahun ke-12 setelah kenabian, yakni enam belas bulan sebelum hijrahnya Nabi SAW.
Kedelapan, pada bulan Muharram 13 tahun setelah kenabian, yaitu bertepatan dengan satu tahun dua bulan sebelum hijrahnya Nabi SAW.
Jadi, kapan sebenarnya kita perlu memperingati Isra dan Mi’raj? Yang terpenting dalam peringatan ini adalah semangatnya, yakni mengenang perjuangan dan pengorbanan Nabi Muhammad SAW untuk umatnya. Sebagai seorang Muslim, hal utama yang perlu dilakukan adalah introspeksi diri agar kita bisa menjadi umat Nabi Muhammad SAW yang patuh terhadap semua ajarannya. Wallahu a’lam.
Ustadz Andika Yusuf Jordan, Menyelesaikan pendidikan S1 di Universitas Al-Ahgaff, Yaman. Jurusan Syariah, dan S2 di Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati, Jurusan Ilmu Hadis. Sekarang menjadi pengsuh di Pesantren Modern Ummul Quro Al-Islami.
Berita Terkini:
-
Persiapan Jadi Pendidik: PMUQI Gelar Modelling Amaliyah Tadris Bahasa Arab dan Bahasa Inggris untuk Santri Kelas Akhir
-
Ajang Perlombaan UQIFEST 2025 Resmi Dibuka, Beberapa Peserta Ungkap Kesiapan Timnya Dalam Mengikuti Perlombaan Ini
-
Technical Meeting Uqifest 2025: Wadah Silaturahmi dan Pengembangan Bakat Santri
-
Penutupan PTS Semester Ganjil Tahun Ajaran 2025 Dan Pembukaan UQIFEST 2025
-
Tahlilan 40 Hari KH Helmy Abdul Mubin, Dihadiri Ribuan Santri dan Tamu
-
Rezeki Tak Terduga, Tiga Santri PMUQI Melangkah ke Tanah Suci
-
Wakil Bupati Bogor Berangkatkan Santri PMUQI Umroh